top of page

Trip Banyuwangi - Bondowoso

  • Gambar penulis: Dinda
    Dinda
  • 10 Nov 2018
  • 7 menit membaca

Akhirnya tulisan ini rampung juga setelah dilanda kemageran yang luar biasa. Hmm..kali ini aku cuma mau berbagi pengalaman, gak mau berbagi data pengeluaran selama trip karena pengeluaran orang beda-beda. Aku hanya akan share tiket masuk dan pengeluaran yang pasti aja.


Kawah Wurung, Bondowoso

Banyuwangi dan Bondowoso adalah wilayah yang saling berbatasan. Keduanya memiliki tempat wisata yang ciamik-ciamik yang wajib dikunjungi. Aku juga baru paham tentang wisata Banyuwangi dan Bondowoso setelah mengunjungi keduanya beberapa minggu lalu. Oh ya, sebelumnya jangan bayangkan Banyuwangi dan Bondowoso itu berjauhan. Karena nyatanya mereka saling bersebelahan. Misal, pintu masuk Gunung Ijen itu masuk daerah Banyuwangi, sedangkan kawahnya masuk daerah Bondowoso. Ya kurang lebih seperti itulah.


Bandara Blimbingsari


Habis landing, lalu jalan keluar bandara sekitar 500 meter dan order grab/gojek. Di sana banyak kok Ojol namun harus perhatikan juga tempat kalian memesan. Mereka dilarang mengambil penumpang di bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api. Jadi kalian bisa sedikit bergeser untuk membantu mereka supaya gak kena pelanggaran. Kalau bingung, telfon aja drivernya dan tanyakan dimana seharusnya kalian menunggu.


The Hobbit Forest a.k.a Djawatan Benculuk


Hutan Djawatan a.k.a Hutan The Hobbit

Tiket masuk : Rp. 5000/orang/weekday

Parkir Mobil : Rp. 5000

Tarif bandara - Hutan Djawatan : Rp. 90.000 via Grab

Waktu terbaik : Pagi hari dan saat weekday.

Djawatan adalah hutan kota yang bagus untuk bersantai dan foto-foto menurut ku. Makanya gak heran kalau kalian akan banyak menemukan pasangan yang sedang foto prewed di sini. Satu hal yang paling bikin senyum-senyum sendiri adalah aku bisa denger suara kicaun burung-burung. Ah itu menenangkan sekaliiiiii! Puas-puasin deh disitu buat foto-foto, jalan-jalan, bikin footage, selfie atau apapun itu yang bikin kalian happy. Karena tempat ini emang nyaman banget lah buat berleha-leha. Warga sekitarnya juga ramah-ramah banget. Kalau kalian kesini naik ojol coba ajak ngobrol drivernya siapa tau mereka bersedia anter kalian keliling Banyuwangi.




Gunung Ijen





Paket trip : Rp. 200.000/orang

Tip Tourguide : Seiklasnya

Waktu terbaik: Musim kemarau (Sept-oct)


Khusus mengunjungi Gunung Ijen, aku pakai jasa travel agent @opentripkawahijen (IG). Kenapa? Selama explore Banyuwangi aku hanya pergi bersama satu teman perempuan. Sedangkan mulai pendakian itu jam 1 malam. Kayaknya gak mungkin kalau aku sewa motor dan pergi berduaan membelah hutan tengah malem karena jalan menuju pintu masuk pendakian itu sepiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget, hutan di kanan kiri, aku sih gamau ngebayangin kalo aku pergi naik motor berdua aja. Serem cuuyy. Hehehe. Jalannya juga berkelok-kelok dan tanjakan dimana-mana meskipun jalannya sudah beraspal tapi tetap aja aku tak mau kesana berdua doang. Hahaha. Itu sih pertimbangan kenapa make travel agent.


Begitu sampai di pintu masuk pendakian, semua pengunjung di kasih gas mask sama pihak travel. Yang gak pake travel agent juga bisa sewa, cuma aku gak tau berapa harganya. Sebetulnya perlu gak sih gas mask? Antara perlu dan tidak sih. Cuma buat jaga-jaga aja melindungi pernapasan kalau angin mengarahkan asap kawah ke arah kalian. Untungnya kemarin arah angin menjauh dari para wisatawan jadinya gas mask gak kepake deh. Di sini juga kalian bisa sewa jaket yang setebel-tebel alaihim gambreng. Sekali pake kalian harus bayar Rp. 50.000/jaket.


Yang bisa naik ijen itu cuma yang biasa nanjak ya? enggak kok. Yang gak biasa nanjak, yang berat badan berlebih tapi ingin naik gunung, yang punya sakit kaki, tetep bisa nanjak. Di Ijen ada taksi gunung cuy. Bentuknya gerobak gitu. Nanti kalian tinggal duduk dan di dorong sama 3 orang warga lokal. Ongkos pulang-pergi itu Rp. 700.000 – 1 jutaan lebih tergantung dari bagaimana kalian negonya. Jadi siapapun bisa naik Ijen!


Perjalanan pendakian memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Istirahat sebentar-sebentar aja. Soalnya kalo lama-lama yang ada aku menggigil. Tapi balik lgi ke kekuatan fisik masing-masing sih. Bisa liat blue fire itu bonus bukan tujuan utama. Jadi gausah maksain diri kalo lelah ataupun gak kuat. Jalannya berpasir amat sangat licin untuk sol sepatu tertentu (Pakai sepatu yang solnya kaya AP Boots, atau pake AP Boots juga boleh) fatal banget buat yang gak pake sepatu yang sesuai. Bahaya pas turun gunung bisa-bisa kepleset terus. Awal pendakian jalannya masih landai, setengah jam kemudian mulai agak berat, hingga akhirnya jalan menyempit kanan-kiri jurang dan super nanjak dengan keadaan berpasir. Hingga akhirnya sampai di tempat yang landai dimana di tempat itu kalian bisa menyaksikan danau Ijen dan pemandangan diatas awan lainnya.


Ini pemandangan sebelum turun ketempat blue fire

Apakah pendakian selesai? No! Kalau kalian mau lihat blue fire yang hanya ada 2 di dunia itu, kalian harus turun mendekat ke danau Ijen. Nah ini juga alasan kedua kenapa aku pakai travel agent, karena udah sepaket dapet tour guide yang siap jagain kalian buat ketemu si blue fire ini. Karena jalan menuju kesana itu super kecil, licin, pokonya aku gak menyarankan kalo pergi sendiri tanpa tour guide.


Ini adalah jalan curam yang harus kalian lewati untuk liat blue fire. Banyak yang kepleset (re: Saya) jadi harus sama tour guide yang udah paham jalan mana yang aman diinjak

Perjalanan turun buat ketemu blue fire itu memakan waktu 30 menitan. Pas sampe di bawah dan bisa melihat blue fire rasanya seneng banget! Puas aja gitu. Sayangnya aku gak liat blue fire yang kaya di youtube yang sampe mengalir gitu apinya. Aku Cuma bisa lihat yang seperti ini.




Nah ada satu bagian minusnya kalau kalian pake travel agent, yaitu kalian gak bisa puas explore semua bagian gunung Ijen. Ada beberapa spot yang gak aku datengin. Pertama, aku gak bisa mendekat melihat blue fire karena tour guidenya gak merekomendasikan Yaa..demi keselamatan juga sih, karena asep belerangnya ngepul gitu di bawah. Lalu otomatis aku juga gak bisa mendekat ke danau ijen, tadinya bahkan aku gak berkesempatan foto di pohon ijen yang amat sangat terkenal itu hahaha dengan pertimbangan waktunya gak akan cukup tapi karena kita maksa akhirnya tour guidenya mau nemenin.


Gak tau sih kenapa pohon ini banyak dijadiin background foto. Aku sendiri merasa failed foto di sini

kekurangannya: Tour guide bener-bener fokus di waktu, sedangkan kalo kalian pergi sendiri ya bebas aja gitu mau ke sisi yang sebelah mana, mau sampe kapan pun juga boleh. Mau muncak pas pagi juga bisa tapi yaa gak akan ngeliat blue fire. Karena kurang puas I promise to my self akan datang sekali lagi ke sana. Abis rasanya gemes aja gitu kalo belum ngeliat semuanya.

Yang harus dibawa:

1. Jaket

2. Sarung tangan

3. masker

4. Gas Mask

5. Cokelat

6. Air mineral

7. Sepatu dengan sol seperti AP Boots

8. Jas ujan plastik

9. Ransel kecil

10. Kamera dan segala perlengkapannya




Jagir Waterfall



Tiket masuk: Rp. 5000/orang

waktu terbaik: setelah pendakian ijen biar bisa mandi dan segar kembali.

Enggak semua travel agent melibatkan Jagir waterfall di dalam itin mereka, dan beruntung kalo kalian nemu travel agent yang mengunjungi Jagir waterfall. Buat yang gak pake travel agent juga harus kesini sih. Kenapa? Kalian bisa mandi dengan bahagia karena sepi dan waterfallnya terbilang masih ramah pengunjung alias gak rebek banget airnya.



Kebun Stroberi Kalisat


Tiket masuk: Rp. 4000/orang


Nah kalau yang ini masuknya ke daerah Bondowoso meskipun letaknya di kaki gunung Ijen. Banyak banget objek wisata di kaki gunung Ijen yang bisa di explore keesokan harinya. Salah satunya ya kebun stroberi ini. Kenapa harus ke sini? Kalian harus cobain stroberi yang manisnya keterlaluan! Awalnya pun aku kira rasanya akan sama dengan stroberi lainnya tapi ternyata aku salah. Stroberi Kalisat rasanya manis banget dan besar-besar.




Air Terjun Litte Niagara


Tiket masuk : Rp. 5000/orang

Ini tempatnya enggak jauh dari kebun stroberi. Aku kurang merekomendasikan sih. Soalnya disana agak membosankan. Meskipun air terjunnya bagus tapi gak bisa buat main air. Bisa sih tapi buat mereka-mereka yang nekat buat ngelewatin pagar pembatas aja. Belum ada cafe atau hiburan lainnya. Tempat duduk pun Cuma ada dua.


Kali Pahit



Ini lokasi yang paling deket sama pintu masuk pendakian Ijen kalo kalian jalan melalui jalur Bondowoso. Air yang mengalir melalui kali pahit ini bukan air biasa namun air belerang. Jangan sekali-sekali menyentuh airnya karena belerang yang terkandung di dalamnya tak bisa di tolerir kulit. Namun sayangnya tidak ada peringatan ini di sekitar sungai. Yang bisa di lakukan di sini adalah menikmati pemandangan air belerang yang warnanya ijo bercampur kuning, dan foto-foto. Harga tiket masuknya Rp. 3000 untuk satu kali parkir.


Kawah Wurung



Dari semua tempat wisata yang ada di kawasan Ijen yang tadi aku sebutkan, aku paling suka sama Kawah Wurung. Jangan bayangkan sebuah kawah yang berisi air belerang, karena kawah ini adalah kawah yang tidak jadi. Isinya lembah perbukitan yang cantik. Waktu terbaik untuk kesini itu pagi hari atau saat golden hour di sore hari.


Sewaktu Golden Hour

Kalau mau kesini tapi pas sepi, datanglah pas weekday dijamin gada orang dan itu seru banget. Satu bukit Cuma ada aku dan teman ku saat itu. Berasa bukit milik sendiri. Karena sepi, kita masuknya jadi gratis deh. Akses menuju kawah wurung sudah beraspal semua, namun masih ada beberapa jalan yang rusak tapi gak banyak paling hanya sepanjang 500 meter rusaknya sisanya muluuuusss.




Selama di Banyuwangi-Bondowosoexplorpakai kendaraan apa?

Selama explore Bondowoso aku pakai motor matic milik teman ku. Karena semua tempat wisatanya udah accessable. Jalan sudah beraspal semua. Aman untuk traveler perempuan meskipun emang sepi karena melewati hutan dan perkebunan kopi. Kalau mau sewa motor bisa cari di google, biasanya di kota Banyuwangi banyak penyewaan motor dengan harga sekitar 60.000/ motornya. Cuman jarak dari banyuwangi ke Ijen memang jauh sekitar 1.5 jam perjalanan. Jadi harus kuat-kuat di motor. Jangan ragu buat pakai google maps karena amat sangat membantu.


Lalu nginep dimana? Kalian bisa pilih mau penginapan di daerah Banyuwangi atau Bondowoso. Jarak kedua daerah itu sama gunung Ijen sama-sama 1.5 jam perjalanan. Biasanya penginapan banyak di daerah kotanya. Aku lebih menyarankan nginap di Banyuwangi karena akses transportasi lebih mudah. Kalau dari Jakarta kalian bisa naik kereta langsung ke Banyuwangi. Sedangkan Bondowoso belum punya stasiun sendiri, jadi kalian harus turun di Stasiun Jember dan melanjutkan perjalanan 1 jam untuk sampai ke Bondowoso. Penginapan juga harganya bervariasi, bisa cek di agoda atau aplikasi lainnya.


Makanan di sana gimana?

Banyuwangi dan Bondowoso punya kuliner yang terbilang murah. Dengan Rp. 5.000 rupiah pun udah bisa dapet nasi goreng. Tapi itu pinter-pinter kalian nyari tempat makannya sih. Biar aman (enak plus murah) cari makannya di sekitar alun-alun biasanya banyak jajanan yang enak-enak dan murah. Oh iya kalian juga harus nyobain rujak soto atau soto rujak ah entahlah namanya apa. Ini enak banget porsinya juga banyak. Jadi semacam pecel lalu kuahnya cair terus dicampur babat. Katanya ini makanan Khas Banyuwangi jadi wajib di coba kalo kalian ke Banyuwangi. Minumnya apa? Pesen aja es teh tapi jangan pake manis ya soalnya kalo di Banyuwangi dan kamu memesan es teh berarti kamu pesan es teh manis. Jadi biar gak diketawain, cukup bilang ā€œBu, pesan es teh.ā€ Kecuali kalau kamu mau yang tawar baru deh bilang ā€œBu, pesan es teh tawar.ā€ Hahahaha.


Terlepas dari perdebatan warga sekitar mengenai perbatasan dan lokasi pariwisata, Banyuwangi dan Bondowoso punya pariwisata yang oke punya. Kedua tempat ini wajib di pertimbangkan kalau kalian mau main ke daerah Jawa Timur. Mungkin bosan dengan Bromo, Baluran, Malang, dan lainnya. Kalian bisa coba main-main ke Banyuwangi dan Bondowoso. Selamat jalan-jalan!

ComentƔrios


Bergabung dengan milis kami

Jangan pernah ketinggalan kabar terbaru

© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

bottom of page