Rote
- Dinda
- 19 Jun 2018
- 8 menit membaca
Helooooo!!!! to the Southern Island of Indonesia!!!!

Ini satu-satunya pulau yang gak pernah masuk dalam wishlist aku. Jangankan wishlist, kata “Rote” aja gak pernah mampir di otak. Terus kok bisa ke Rote? Ya namanya juga “jodoh”, emang suka ga ketebak gitu alurnya. Hahahaha apa sih. Gak deng, becanda.
Jadiiiiiii...kenapa bisa ke Rote itu gara-gara ikutan acara dari Kemenko Kemaritiman. Nah aku kebagian dikirim ke Rote bersama 18 pemuda lainnya. Tepatnya ke desa Ba’a Kecamatan Lobalain. Ba’a itu adalah ibukota Kabupaten Rote Ndao. Kenapa milihnya Ba’a? ya karena hanya di Ba’a yang fasilitasnya lengkap. Dari mulai penginapan, signal, makanan, listrik, air semuanya ada. Terus ngapain pengabdian disana? Ya namanya juga pengabdian ngurus sendiri, jadi bermodalkan kenalan aja. Kebetulan dapet kenalan yang bisa bantuin ngurus perijinan dan lain-lainnya di sekitaran Ba’a jadinya kita pengabdian di situ deh. Mengingat jumlah hari yang dikasih kemenko juga amat sangat singkat yaitu 10 hari, jadi kita mau bikin pengabdian yang sederhana aja.

Sebelum ke Rote jujur aja aku deg-degan. Hahaha. Pergi sendirian ke NTT itu sedikit horor sih tadinya. Untung ada temen yang dari Jakarta juga jadinya selowlah ya. Pagi-pagi mata masih sepet udah buru-buru ke bandara. Nyampe bandara matahari belum muncul padahal take offnya jam 08.00 pagi hahahha. Seburu-buru itu saking takut ketinggalan pesawat. Sekarang Rote udah punya bandara sendiri loh jadi kalo temen-temen mau ke Rote bisa langsung pilih bandar udara D.C Saundale. Bandar udara D.C Saundale juga tidak terlalu jauh kok dari pusat kota.
Kalo mau naik kapal juga bisa. Kalo aku sih waktu itu rutenya dari Kupang menuju Rote naik kapal. Ada 2 pelabuhan di Kupang. Pelabuhan kapal cepat dan pelabuhan kapal lambat. Pelabuhan kapal cepat itu adanya di Pelabuhan Tenau. Kalo naik kapal cepat otomatis waktu tempuhnya juga lebih singkat sekitar 2 jam dan tarifnya pun lebih mahal dan enaknya, sesampainya di Rote gaperlu ngeluarin uang banyak-banyak untuk ke pusat kota. Karena pelabuhan kapal cepat ada di pelabuhan Ba’a yang notabene adalah pusat kota. Nah, kalo mau yang murah dan nyantai ya naik kapal lambat. Temen-temen bisa menuju Pelabuhan Bolok, Kupang untuk naik kapal lambat menuju rote. Waktu tempuhnya 4-5 jam, lebih murah dari kapal cepat, tapiiii setelah turun dari kapal harus ngeluarin uang lebih untuk sampai ke pusat kota. Karena kapal lambat pelabuhannya ada di daerah Pantai Baru, Rote yang notabene berjarak 1-2 jam dari Ba’a. itu bedanya kapal cepat dan lambat.
Nah yang foto di atas itu adalah Pelabuhan Bolok. Pelabuhan Bolok lebih bagus air lautnya dari pada Pelabuhan Tenau. Lihat foto ke dua, sejernih itu airnya.
Selama di Rote, rencananya aku dan team mau meliput pariwisata Pulau Rote secara kesuluruhan. Tapi sayang, kita gapunya kesempatan buat ngeliput Rote Timur yang katanya pantainya bagus-bagus. Waktu itu terkendala kendaraan sama jarak dari Ba’a ke Rote Timur tuh memakan waktu 6 jam. Hmmm, sedih sih tapi mungkin itu pertanda kalo aku harus kesana lagi one day? Hahahaha.
Hari pertama jalan-jalan, kita merencanakan buat mengunjungi tempat wisata sekitar Ba’a, yaitu Pantai Tiang bendera, Tangga 300 (Bukit mando’o), Pantai Lumpur dan Desa Tenun Ba’a (ini kebetulan aku ngunjungin di hari terakhir sekalian beli oleh-oleh). Hari kedua kita mengunjungi Rote Barat daya atau temen-temen juga bisa milih mengunjungi Rote Selatan terlebih dahulu. Bebas aja sih lebih excited ngunjungin yang mana duluan. Di Rote Barat ada Pantai Oeseli, Pantai Batu Pintu, Pantai Boa dan Pantai Nembrala. Pantai-pantai ini letaknya berdekatan soalnya masih satu garis pantai gitu lah. Jadi bisa sekalian. Kalo di Rote Selatan ada Pantai Inaoe. Saat itu kita Cuma mengunjungi tempat-tempat yang aku sebutin barusan aja. Baru segitu aja udah tercengang ngeliat bagusnya, gimana kalo keliling Rote beneran? Hehehe.
Pantai Tiang Bendera
Ini dalah pantai terbaik yang lokasinya hanya 5 menit dari kantor kepala desa Ba’a. Pantainya sepiiiii banget. Cocok buat yang suka foto-foto karena selain sepi, pemandangannya bagus banget. Waktu terbaik buat ke Pantai Tiang Bendera itu sekitar jam 5 sore karena sunsetnya bagus banget! Temen-temen juga bisa sedikit berjalan ke arah pelabuhan, karena disana ada pemandangan mercusuar yang bagus buat jd objek foto hehehe. Eh iya, kalo mau kesini jaga ucapan dan tingkah laku kalian ya. gak Cuma di pantai ini aja sih pokoknya selama di Rote usahakan ucapan dan kelakuan kalian dijaga dengan baik karena kalo enggak bisa ‘memperburuk’ suasana jadi agak mistis gItu cuy.
kenapa sih disebut Pantai Tiang Bendera? Pasalnya di atas bebatuan karang yang berada di tengah laut tersebut, terdapat sebuah tugu batu beton setinggi 2,5 meter yang sengaja dibangun oleh Belanda. Konon katanya, tiang tersebut sebagai penanda tanah jajahan Belanda pada zamannya. Temen-temen juga bisa menaiki gugusan karang itu loh tapi ya harus hati-hati karena karangnya gak nyantai alias tajam.
Tangga 300 (Bukit mando’o)
Kalo temen-temen pernah ke Tebing keraton di Bandung, nah tangga 300 itu mirip-mirip sama Tebing Keraton. Bedanya di pemandangan. Kalo Tebing Keraton menyajikan pemandangan sawah dan hutan, kalo di Tangga 300 menyajikan pemandangan lepas pantai yang punya banyak warna. Kenapa namanya tangga 300? Karena memang tangganya ada sekitar 300 anak tangga untuk sampai ke puncak bukit mando’o. Kerenan tangga 300 sih. Sebetulnya masuk tangga 300 itu gratis, cuman kadang suka ada pemuda setempat yang mintain uang tiket yang gada tiketnya. Ya gapapa lah sekali-sekali berbagi ke pemuda setempat. Padahalmah sebel. Hahaha. Waktu terbaik buat mengunjungi tangga 300 itu kayaknya pas sunrise/sunset deh. Soalnya waktu itu aku kesana pas udah jam 3 sorean dan kita Cuma dapet pemandangan pantai aja tanpa atraksi dari matahari hhehee. Jangan lupa bawa minum karena disana tidak ada penjual makanan ataupun minuman. Jalan menuju tangga 300 menanjak dan berbatu. Mobil yang kita tumpangi sempat mengalami ban bocor saat itu. jadi pastikan juga kendaraan kalian kuat yaa.


Pantai Lumpur
Sebenernya aku gatau ini namanya pantai apa. Jadi ceritanya pas sampai di puncaknya tangga 300 lalu kami pengen ke pantai yang kami liat dari atas bukit itu. Pantainya berpasir putih gitu. Eeehhh taunya kita malah dibawa ke sebuah tempat yang ‘sedikit aneh’. Begitu mobil parkir, semua temen-temen Cuma bisa saling memandang satu sama lain saat itu dan mencoba menyampaikan pesan ‘tempat apaan nih’. Pantai yang gak punya pasir pantai tapi punyanya lumpur pantai. Gak dalem sih Cuma sebatas mata kaki. Nah di bibir pantainya ada kano nganggur yaudah se-team jadi main kano kerjaannya. Ini gak rekomendasi untuk didatengin sih. Gada waktu terbaik ataupun spot terbaik. Karena memang biasa banget. Nah pulang-pulang udah lewat dari magrib. Gada lampu penerangan sama sekali selama di jalan jadi hati-hati terlebih yang bawa motor karena kadang banyak lubang yang tidak terlihat dan sepiiiiiiiiiiiiiiii banget. Tetap hati-hati guys!

Pantai Oeseli
Ahhhh...aku gapaham lagi musti gimana menjelaskan pantai ini. Pantai terbaik di Rote menurutku sih. ya meskipun setiap pantai punya ciri khas masing-masing untuk disebut pantai terbaik. Tapi Pantai Oeseli punya keindahan paket lengkap. Pasir putih, airnya bening bangeeettt!!! Selain itu gada sampah cuy. Sama sekali gada sampah, airnya tenang gada ombak, jadi sebetulnya bisa berenang tapi karena aku datengnya terlalu siang jadi matahari lagi terik banget jadi gada yang berenang deh. Kalian juga bisa ketemu bintang laut bertebaran disana. Tapi jangan dipegang ya! Cukup di foto aja. Aaahh aku gatau harus jelasin gimana. Liat fotonya aja ya.


Oh iya kebanyakan tempat wisata di Rote itu jarang ada penjual makanan dan minumannya. Bener-bener sepi. Jadi daripada kelaperan atau kehausan lebih baik bawa bekal saat berpergian biar gak cemberut kalo laper. Hehehe itu mah aku, cemberut kalo laper. Hoho!
Pantai Batu Pintu
Nah kalo dari pantai ini, kita bisa lihat Pulau Ndana si temennya Rote Ndao. Nah Ndao itu asal katanya Ndana sebetulnya. Pulau Ndana itu gak berpenghuni katanya kalo mau kesana kudu didampingin sama petugas semacam TNI gitu deh. Gada yang istimewa di Pantai Batu Pintu ini karena disini banyak sampah. Sebel.



Pantai Boa
Nah ini nih saingan Nembrala. Pantai Boa juga punya ombak yang aduhay guys! Pantainya juga bagus banget karena ada gradasi warna gitu hehehe. Tapiiii disini banyak yang bangun vila segede-gede istana jadi susah ditemuin pantai yang bebas dari vila. Makanya kalo mau nikmatin pantai Boa harus masuk ke salah satu Vila. Untungnya saat itu kita pergi bareng Pak Kepala Desa, jadi bebas masuk mana aja hehehe.
Kabarnya kebanyakan yang punya vila-vila disekitaran Boa adalah bule-bule. Entah bagaimana caranya mereka bisa membeli tanah di sana.
Pantai Nembrala
Pantai ini rekomended buat jadi destinasi terakhir setelah jelajah Rote Barat. Ini Pantai mirip-mirip kaya di Bali gitu suasananya. Kayaknya Cuma disini ada tempat yang jual pasta, gelato dan sebagainya seantero Rote. Hahahaa. Karena disinilah spot favoritnya para bule-bule itu. Nah disini juga banyak banget hotel-hotel bagus. Disini juga rekomended buat menginap selama kalian jelajah Pulau Rote. Disini juga banyak agen-agen pariwisata yang bisa digunain untuk jelajah Rote. Kenapa sih harus pake agen wisata? Kalo menurut ku wilayah di Rote ini agak serem yah kalo yang ngunjungin Cuma 2 orang atau sendirian. Sebagian besar wilayahnya jauh dari hiruk pikuk warga, medan yang sulit, penerangan terbatas, agak rawan sih kalo berkeliling Rote tapi Cuma berdua atau sendiri gituhhh. Jadi mendingan rame-rame.
Selama di Pantai Nembrala kalian harus siapin baju renang karena disana bisa banget berenang, temen-temen juga bisa surfing, bawa speaker yang paling gede juga boleh buat joget-joget di pinggir pantai. Ini serius, karena bapak kepala desa pun bawa speaker kondangan buat joget-joget dan para bule itupun ikutan joget bareng. Seru lah pokoknya. Daaaaann...jangan lewatkan sunset terbaik dari Nembrala. Epik siiihhh.

Pantai Inaoe
Ini satu-satunya pantai yang aku kunjungin di Rote Selatan. Dengan medan tersulit, pemandangan pantai tergersang dan ter-aneh selama di Rote. Jadi ceritanya kita mengunjungi Pantai Inaoe, udah nemu spot yang biasa dikunjungin orang-orang eeehhh tapi sosoan mau nyari spot baru. Dapet sih tapi ya biasa aja. Begini penampakannya.
Sebetulnya Pantai Inaoe yang umumnya dikunjungi orang-orang ya bagus. Kayak gini.
Cumaaaaann emang kadang kita harus mengurangi sikap arogansi untuk berbeda dari yang lain kali yaa. Mentang-mentang bawa warga lokal bukan berarti kita bisa semena mena. Yaa meskipun kita gak ngapa-ngapain, gak buang sampah sembarangan dan hal negatif lainnya. Hanya saja kita mau punya spot yang beda dari yang lainnya. huhuhu.
Desa Tenun Ba’a
Ini wajib hukumnya untuk kalian kunjungi. Tempatnya dekeeeettt banget sama kantor desa. Deket juga sama pelabuhan Ba’a. Sebuah desa yang isinya pengrajin tenun Rote. Setiap rumah punya “jemurannya” sendiri. Isinya kain-kain tenun yang berhasil dibuat oleh mama mama di sana. Harga kain tenun bervariatif mulai dari 30 ribu – jutaan rupiah. Kalo bisa jangan nawar terlalu sadis lah. Inget loh yang mereka jual itu kain tenun bukan kain serbet. Bikinnya butuh keahlian dan tenaga yang tidak sedikit. Jadi wajar kalo tenun harganya mahal. Selain itu setiap motif pada tenun itu mengandung makna. Bukan sekedar makna tradisional tapi juga makna bagi si pembeli. Secara gak langsung kalian menyimpan memori perjalanan pada kain tenun suatu daerah. Iya gak? Kalo aku sih iya. Setiap kali liat tenun Rote yang aku beli, selalu ke play video tentang temen-temen disana, tentang gimana susah senengnya selama di sana. Itu tak ternilai loh harganya. Jadi ya gada salahnya sebelum pergi udah planning buat nabung khusus buat beli kain tenun di daerah yang mau kalian tuju.

Ah iya sebelum aku mengakhiri cerita yang super panjang ini, aku mau rekomendasiin operator ponsel yang paling bagus di Rote adalah telkomsel. Kalo di Ba’a sih signalnya 4G. Tapi kalo lagi jalan-jalan ke pelosok ya tetep gada signal sih. hehehe. Belinya kalo bisa di Rote aja Kartunya biar berlaku pulsa lokal. Dari pengalaman yang udah-udah, aku selalu beli kartu dari Jakarta dan ngaktifin di tempat tujuan. Hmmmm ini salah banget karena tetep yang berlaku pulsa Jakarta. Jadi kadang gak dapet pulsa internet lokalnya deh.
Banyak yah postingan kali ini. heheheh. Gapapa semoga bermanfaat buat temen-temen yang mau mengunjungi Pulau Rote. Rote is worth to visit selain pulau komodo, sumba dan flores. NTT tuh emang de bes lah. Cerita tentang culture dan gaya hidup di Rote ku ceritakan di postingan selanjutnya yah. Sekarang cerita jalan-jalannya aja dulu. Oh iya kalo sempat, jangan lupa kunjungi juga rumah pengrajiin ti’i langga topi tradisionalnya orang rote. Cobain juga Nira langsung dari pohon lontarnya dan kalo memungkinkan gada salahnya loh untuk nyobain sopi Rote yang katanya Cuma orang-orang “kuat” yang sanggup minum itu. Heehehehe.

Terimakasih sudah membaca! Semoga aku bisa mengunjungi daerah lainnya yang jauh lebih indah amin!
Comeeent aaaah