top of page

Teruntuk Anakku...

  • Gambar penulis: Dinda
    Dinda
  • 4 Des 2022
  • 6 menit membaca

Yang hadirnya tak pernah dipaksakan

Yang hadirnya membuat aku sadar kalau di dunia ini aku tidak sendiri

Yang hadirnya membuat aku kuat

Kuat karena aku tau kamu sangat mencintaiku

Tulisan yang mungkin tidak akan pernah kamu lihat tapi aku mau mengingat segalanya

Aku takut lupa bagaimana rasanya memilikimu untuk pertama kalinya

Karena rasa ini mungkin tak akan terulang lagi...


Aku Memilikimu Di Usia 6 Bulan Pernikahan


Nak...kalau aku boleh jujur, memilikimu adalah satu hal yang menakutkan buatku. Terlepas dari kondisi haidku yang tidak teratur, aku takut tak mampu menjadi orang tua yang baik, aku takut justru membuatmu masuk dalam perihnya hidup, aku takut dengan kemungkinan perlakuan dunia terhadapmu kelak. Ya...aku begitu takut hingga aku memutuskan untuk tak pernah berdoa untuk memintamu. Tapi..aku juga tidak menunda kehadiranmu. Aku tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi untuk menghalangi kehadiranmu. Yaa...aku takut tapi juga tidak takut. Aku pengecut memang.


Setiap orang yang bertanya pada ku tentang kehadiranmu selalu ku jawab dengan lapang dada kalau kamu belum ada. Namun, saat mereka mulai mendoakan kehadiranmu aku bingung harus menjawab amin atau tidak. Ku sibukkan diriku dengan bekerja dan jalan-jalan. Berharap pikiranku akan teralihkan. Aku sibuk membahagiakan diriku sendiri. Karena..aku juga sempat berada di fase sedih saat beberapa kali melihat hasil test pack yang selalu negatif. Aku sedih melihat wajah ayahmu yang sedih saat hasilnya masih negatif.


Hingga suatu malam....

aku merasa seperti masuk angin. Terus terusan bersendawa dan perutku terasa penuh. Ada rasa mual juga saat itu. Sampai aku minta tolong kepada adikku untuk dibelikan tolak angin. Tapi dia malah mengejek kalau mungkin aku hamil. Alhasil yang ia beli adalah alat test pack dan bukan tolak angin.


Pagi hari aku bangun tentunya dengan rasa malas tapi ku paksakan, dan ku coba ternyata hasilnya membuat aku mematung sesaat...



Tanda merah ini bergerak begitu cepat dan nyata. Tidak samar-samar. Saat itu yang aku ingat jantungku berdegup kencang, aku mematung di atas closet dan yang ada di kepala ku saat itu hanyalah kalimat "Bagaimana ini?" rasa bingung, takut, senang, sedih semua jadi satu. Aku bahkan tidak bisa menitihkan air mata.


Ya.. saat itu seketika duniaku berubah. Semua rencana jalan-jalan yang sudah ku buat harus ku batalkan, semua pikiranku hanya terpusat pada biaya yang dibutuhkan selama kehamilan dan kelahiran. Jujur aku tidak pernah tau tentang biaya-biaya itu yang ternyata angkanya fantastis.


Ini kebiasaan ayah kamu waktu kamu belum hadir. Dia selalu ajak ngomong perutku yang kosong seolah-olah kamu sudah hadir. Bagaimana aku tidak sedih setiap kali lihat test pack hasilnya selalu negatif sementara kelakuan ayahmu seperti ini hehehe..




Saat tau test packnya positif aku dan ayahmu langsung berburu rumah sakit. Sayangnya hari itu hari Minggu dan rumah sakit besar di Cibubur dokter kandungan sedang tidak praktek. Alhasil cari klinik kandungan di google dan nemulah di daerah Ciracas. Gak apa, hari itu aku cuma ingin memastikan kamu benar ada atau tidak. Dan...ini lah kamu saat masih berusia 5 minggu. Rasanya melihat dirimu untuk pertama kali...aku masih tidak percaya kalau kamu hadir. Kamu kecil sekali nak saat itu. Belum ada detak jantungnya. Saat itu juga aku takut kehilanganmu. Aku takut kamu gagal berkembang atau detak jantungmu tidak berdetak. Aku takut sekali...


Perjalanan Trimester 1

Perkembanganmu akan diperiksa dokter 1 bulan lagi. Menuju satu bulan itu aku payah luar biasa. Setiap hari aku muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa minum air biasa hingga aku dehidrasi. Sesekali aku juga menangis karena rasanya betul-betul menyiksa. Rasa lapar luar biasa tapi kamu tidak bisa makan karena perut yang mual. Badanku harus penyesuaian dengan keras. Di samping aku merasa payah, aku juga banyak membaca atau menonton tentang afirmasi kehamilan. Jujur itu sangat membantu. Afirmasi positif dari keluarga sekitar juga menolong lho.

Kakak ku pernah bilang "Rasanya memang begitu, tapi satu hal yang harus kamu tau janin kamu sangaaatt mencintaimu lebih dari dirinya sendiri. Dia hanya punya perasaan belum ada otak. Apapun yang kamu rasakan terhadapnya tentu itu akan sangat mempengaruhinya. Hati-hati ya dalam berucap atau mengatur emosi karena dia bahkan tak segan-segan mengugurkan dirinya sendiri hanya untuk kebahagiaanmu.." nyeeeessss....rasanya denger ini aku nangis sejadi-jadinya.


Yang selama ini aku pikirkan masih diriku, diriku, dan diriku. Aku bahkan tidak berpikir bahwa kamu turun ke dunia hanya untuk bertemu dengan ku. Hanya aku yang kamu butuhkan untuk bertahan hidup. Hanya aku yang kamu kasihi karena aku lah rumah pertamamu. Aku tidak pernah sadar bahwa kamu adalah bentuk nyata yang Allah kasih untuk menunjukkan padaku kalau aku tidak sendiri. Ada mahluk yang benar-benar mencintaiku bahkan membutuhkan aku. Yaa..selama ini aku merasa tidak ada yang benar-benar mencintaiku atau membutuhkanku..


Kepayahan TM 1 gak bisa kubendung lagi sampai akhirnya aku pergi ke rumah sakit. Dokter tidak memberi obat apa-apa. Entah...kali ini dokternya agak aneh. Ia tidak memeriksa janin ku tapi dia menerawang atau meramal aku. Dia cuma bilang "Payahnya kamu dalam kehamilan ini cuma kamu yang bisa handle. Tidak ada obat yang bisa saya kasih. Cobalah untuk iklas menjalaninya. Mungkin banyak masalah yang timbul tapi kamu harus iklas. Karena kedepannya akan ada banyak perubahan yang akan kamu rasakan. Kalau kamu tidak berlatih menghadapinya dari sekarang, maka tidak ada obat yang bisa membantu." Saat itu aku cuma bisa mematung. Ia meminta ku untuk iklas


Apa iya aku tidak iklas dengan kehamilan ini?




Aku cemas takut janinku tidak berkembang. Akhirnya dokter itu memeriksa janinku dan alhamdulillah aku bisa mendengar detak jantungnya!!

Aku menitihkan air mata nak saat pertama kali mendengar detak jantungmu berdegup di dalam aku

rasanya seperti...wow ada mahluk lain sedang berkembang di dalam rahimku yang haidnya tidak teratur

Aku tidak menyangka..kamu memilih aku nak..



Perjalanan Trimester 2

Kepayahanku tidak berakhir di TM 1. Menuju usia 5 bulan aku harus dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi nak.



Saat itu aku demam hingga 39 derajat celcius selama 3 hari. Lagi-lagi aku panik karena takut kamu kenapa-kenapa nak. Karena dari artikel yang ku baca, demam bisa mempengaruhimu. Setelah 3 hari demam, aku langsung ke rumah sakit untuk minta perawatan. Aku gak sanggup.. kali ini demamnya lebih menyakitkan dari COVID-19 ataupun tipes.


Ada satu waktu di mana aku benar-benar takut saat demamku tinggi, aku ajak kamu bicara nak, "Nak kamu baik-baik aja kan? ayo dong nak kasih tanda ke aku kalo kamu baik-baik aja." Aku bicara itu nyaris menangis dan kamu tau apa yang terjadi? Untuk pertama kalinya aku merasakan tendangan mu.


Masha Allah di situ aku merasa lega..aku ambil kesimpulan kalau itu tanda dari mu kalau kamu baik-baik saja. Anakku yang kuat..kamu hebat. Sejak itu, aku lega dan mulai bisa istirahat. Benar saja, waktu dibawa ke rumah sakit, kamu baik-baik saja. Hebat nak...

Kata dokter aku mengidap infeksi tapi tidak diketahui infeksinya di bagian apa. Maaf ya nak, kalau hari itu mungkin kamu menerima banyak asupan obat.


Biar Aku Payah Asal Kamu Sehat

Aku sempat down karena kepayahan selama hamil. Aku lihat teman-teman ku yang hamil lainnya baik-baik aja. Tapi kenapa aku begini? Hingga akhirnya aku menyadari kalau kondisi setiap ibu hamil itu berbeda dan tidak bisa disamakan. Aku mungkin terlihat kuat kalau sedang tidak hamil, tapi siapa sangka ketika aku hamil, aku sering sekali sakit. Tubuhku butuh waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengan hormon kehamilan ini. Tapi tidak apa, asal selama aku sakit tapi kamu baik-baik saja.


Satu hal yang aku pelajari tentang kerja sama tubuhku untuk menjaga malaikat kecilku.

Semua bekerja keras menerima hormon baru, tidak mengusik anak janin tapi mengusik aku demi anak janin yang bisa terus berkembang. Aku mungkin payah tapi kepayahanku semata untuk melindungimu.

Anakku serap segala yang baik dariku..

Bertumbuhlah yang bahagia di rumah pertamamu

Aku dan tubuhku berusaha sekeras mungkin untuk mencukupi semua yang kamu butuhkan.


Ternyata aku baru merasakan hamil itu tidak mudah. Melihat teman-teman yang lain ada yang keguguran, ada yang kehamilannya tidak berkembang, ada juga yang sedang berusaha ke sana - kemari demi untuk mendapatkan anak, rasanya mungkin sama seperti yang aku rasakan.

Sakit.

Ya, hamil itu menyakitkan. Tidak hamil juga menyakitkan.

Hamil itu perjuangan, sama seperti perjuangan melawan sakitnya dikuret. Sama juga dengan perjuangan kalian ke dokter setiap bulan hanya untuk program anak.

Tidak ada yang jauh lebih enak.

Butuh persiapan matang nyatanya untuk merasakan kehamilan. Meski tidak ada satupun orang yang memang benar-benar siap.

Setidaknya bahagiakan dirimu terlebih dahulu sebelum kamu berharap ada malaikat kecil bertumbuh di rahimmu. Rasa bahagiamu adalah makanan utama bagi janinmu kelak. Kekuatan utama bagi janinmu kelak.

Jadi.....nikmati hidupmu saat ini. Tidak perlu berharap dan ngotot atas segala kuasa Tuhan.

Kalau sudah waktunya datang, anak janin pasti akan datang di rahimmu.

Bahagiakan dirimu dan suami, nikmati semua kehidupan berdua kalian, setidaknya Tuhan yang akan menilai kemudian apakah pantas anak janin bertumbuh di keluarga kecil kalian.


Kehamilan dan kelahiran murni kuasa Tuhan. Tidak ada satupun hal yang bisa mempercepat ataupun menghalanginya. Anakku...terima kasih sudah hadir dan memilihku sebagai calon ibumu.

Terus ajak aku berkomunikasi dimanapun aku berada

Terus sehat meski segudang lelah yang aku rasa

Terus hibur aku saat aku menangis

Posisikan dirimu dalam keadaan sempurna untuk persalinan alami nanti yah

Kita bersama-sama cari jalan lahir karena aku tahu kamu sehebat dan sekuat itu

Sehat selalu bersama ibu plasenta, kaka ketuban, dan saudara tali pusat di dalam sana.


Nak...aku mencintaimu...





Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


Bergabung dengan milis kami

Jangan pernah ketinggalan kabar terbaru

© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

bottom of page